Senin, 12 Juni 2017

RELAWAN KEMANUSIAAN

<edi basuki>
Ketika ada anak tenggelam di sungai, tanpa dikomando oleh BPBD, relawan langsung turun tangan, saling menginfokan, saling membantu, memberi pertolongan. Termasuk ketika ada pendaki gunung yang tersesat, atau bahkan mengalami kecelakaan yang berujung kematian pun, ada saja relawan yang  membantu evakuasi dengan segala kemampuannya tanpa berharap imbalan.

Para relawan itu yakin bahwa dalam memberi pertolongan mrupakan tindakan yang baik dan akan mendapat balasan kelak dikemudian hari, entah dari mana, berupa apa, dari siapa. Karena mereka percaya, Tuhan tidak tidur.

Ketika ada orang tenggelam di laut, relawan pun langsung ambil bagian tanpa prosedur  yang bertele-tele. Mereka sudah bergerak sebelum pemerintah (BNPB/BPBD) datang. Sungguh tidak dapat dipungkiri, pemerintah sangat terbantu oleh kiprah relawan. Bahkan dibeberapa kasus, pemerintah hanya bergerak pada fase ‘finishing’ saat korban sudah diketemukan.

Termasuk kecelakaan lalu lintas, pohon tumbang menutup jalan raya, bahkan orang hilang dan menemukan dompet/dokumen penting pun, relawan selalu berbagi info lewat sosial media, membantu atas nama kemanusiaan. Saling peduli membantu sesama, tanpa bayaran. Cukup ucapan terima kasih, jiwa kerelawanan pun akan terus bergerak menebar kebaikan tanpa pandang bulu (nonproselitis).

Saat ini, di bulan Ramadan, banyak Komunitas Relawan di Indonesia, ambil peran, melakukan bakti sosial, menunjukkan kepeduliannya dengan berbagi takjil. Setiap sore, di beberapa jalan strategis banyak Komunitas Relawan yang membagikan takjil bagi pengguna jalan, agar bisa mensegerakan berbuka puasa sebelum sampai di rumah.

Semua yang dilakukan relawan didasari keikhlasan dan rasa gembira bisa berbagi dengan sesama sambil selfie dengan berbagai gaya yang kemudian di posting lewat sosial media untuk menunjukkan eksistensinya. Sebuah kelakuan yang perlu dilestarikan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Siapa sebenarnya sosok relawan itu?. Dalam berbagai literatur, relawan atau altruism adalah tindakan sukarela untuk menolong orang lain tanpa mengharap imbalan dalam bentuk apapun (tanpa pamrih).

Ada pula yang mengatakan, seseorang/organisasi yang bekerja dalam gerakan kemanusiaan untuk kepentingan masyarakat (korban) yang bekerja secara sukarela tanpa mengharapkan keuntungan, semata didorong oleh kekuatan moral, rasa kemanusiaan dan semangat  tolong menolong.
Sementara, dalam Perka nomor 17 tahun 2011, dikatakan bahwa Relawan Penanggulangan Bencana adalah seseorang atau sekelompok orang, yg memiliki kemampuan dan kepedulian utk bekerja scr sukarela dan ikhlas dalam upaya penanggulangan bencana.

Pada umumnya, Komunitas Relawan di Indonesia itu belajar secara mandiri dan saling membelajarkan diantara mereka untuk meningkatkan kapasitasnya. Bisa lewat latgab, loka latih, loka karya, jamboree dan sarasehan. Dari situlah mereka saling menyamakan langkah, mempererat tali silaturahim untuk melakukan aksi kemanusiaan bersama-sama saling bahu membahu.

Mereka tidak mengandalkan pemerintah (BNPB/BPBD) dalam hal peningkatan kapasitas. Karena pemerintah sangat terbatas, belum banyak yang menganggarkan untuk kegiatan pembinaan relawan, bahkan tidak ada sama sekali karena minimnya anggaran. Biasanya hanya dititipkan ke beberapa program yang sifatnya tidak berkesinambungan.

Sebagai koordinator, BNPB/BPBD hendaknya benar-benar bisa mengkoordinasikan seluruh potensi relawan untuk kegiatan penanggulangan bencana. Karena, sesungguhnyalah mengkoordinasikan relawan itu lebih mudah daripada mengkoordinasikan antar SKPD yang mempunyai kebijakan sendiri dan tingkat kepedulian/kepekaan yang berbeda dalam memandang bencana sebagai ancaman yang membahayakan.

Untuk itulah, tidak terlalu salah, jika relawan sebagai mitra strategis BNPB/BPDB, ke depan dilibatkan dalam upaya membangun ketangguhan masyarakat. menghadapi bencana. Baik pada saat pra bencana, masa tanggap bencana, dan pasca bencana. Mengingat kiprah relawan dalam hal semangat menolong sudah tidak diragukan lagi. Mereka pun secara mandiri selalu membuat kegiatan untuk menjaga kesamaptaan dan meningkatkan kapasitas sebagai relawan kemanusiaan. Salam tangguh.[eBas]


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar