<edi basuki>
Ketika ada anak
tenggelam di sungai, tanpa dikomando oleh BPBD, relawan langsung turun tangan,
saling menginfokan, saling membantu, memberi pertolongan. Termasuk ketika ada
pendaki gunung yang tersesat, atau bahkan mengalami kecelakaan yang berujung
kematian pun, ada saja relawan yang
membantu evakuasi dengan segala kemampuannya tanpa berharap imbalan.
Para relawan itu yakin bahwa dalam memberi pertolongan
mrupakan tindakan yang baik dan akan mendapat balasan kelak dikemudian hari,
entah dari mana, berupa apa, dari siapa. Karena mereka percaya, Tuhan tidak
tidur.
Ketika ada orang tenggelam di laut, relawan pun langsung
ambil bagian tanpa prosedur yang bertele-tele.
Mereka sudah bergerak sebelum pemerintah (BNPB/BPBD) datang. Sungguh tidak
dapat dipungkiri, pemerintah sangat terbantu oleh kiprah relawan. Bahkan dibeberapa
kasus, pemerintah hanya bergerak pada fase ‘finishing’
saat korban sudah diketemukan.
Termasuk kecelakaan lalu lintas, pohon tumbang menutup jalan
raya, bahkan orang hilang dan menemukan dompet/dokumen penting pun, relawan
selalu berbagi info lewat sosial media, membantu atas nama kemanusiaan. Saling peduli
membantu sesama, tanpa bayaran. Cukup ucapan terima kasih, jiwa kerelawanan pun
akan terus bergerak menebar kebaikan tanpa pandang bulu (nonproselitis).
Saat ini, di bulan Ramadan, banyak Komunitas Relawan di
Indonesia, ambil peran, melakukan bakti sosial, menunjukkan kepeduliannya
dengan berbagi takjil. Setiap sore, di beberapa jalan strategis banyak
Komunitas Relawan yang membagikan takjil bagi pengguna jalan, agar bisa
mensegerakan berbuka puasa sebelum sampai di rumah.
Semua yang dilakukan relawan didasari keikhlasan dan rasa
gembira bisa berbagi dengan sesama sambil selfie dengan berbagai gaya yang
kemudian di posting lewat sosial media untuk menunjukkan eksistensinya. Sebuah kelakuan
yang perlu dilestarikan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Siapa sebenarnya sosok relawan itu?. Dalam berbagai literatur,
relawan atau altruism adalah tindakan sukarela untuk menolong orang lain tanpa
mengharap imbalan dalam bentuk apapun (tanpa pamrih).
Ada pula yang mengatakan, seseorang/organisasi
yang bekerja dalam
gerakan kemanusiaan untuk kepentingan masyarakat (korban) yang bekerja secara
sukarela tanpa mengharapkan keuntungan, semata didorong oleh kekuatan moral, rasa
kemanusiaan dan semangat tolong menolong.
Sementara, dalam Perka nomor 17
tahun 2011, dikatakan bahwa Relawan
Penanggulangan Bencana adalah
seseorang atau sekelompok orang, yg memiliki kemampuan dan kepedulian utk bekerja
scr sukarela dan ikhlas dalam upaya penanggulangan bencana.
Pada umumnya, Komunitas Relawan di
Indonesia itu belajar secara mandiri dan saling membelajarkan diantara mereka
untuk meningkatkan kapasitasnya. Bisa lewat latgab, loka latih, loka karya, jamboree
dan sarasehan. Dari situlah mereka saling menyamakan langkah, mempererat tali
silaturahim untuk melakukan aksi kemanusiaan bersama-sama saling bahu membahu.
Mereka tidak mengandalkan
pemerintah (BNPB/BPBD) dalam hal peningkatan kapasitas. Karena pemerintah
sangat terbatas, belum banyak yang menganggarkan untuk kegiatan pembinaan relawan,
bahkan tidak ada sama sekali karena minimnya anggaran. Biasanya hanya
dititipkan ke beberapa program yang sifatnya tidak berkesinambungan.
Sebagai koordinator, BNPB/BPBD
hendaknya benar-benar bisa mengkoordinasikan seluruh potensi relawan untuk kegiatan
penanggulangan bencana. Karena, sesungguhnyalah mengkoordinasikan relawan itu
lebih mudah daripada mengkoordinasikan antar SKPD yang mempunyai kebijakan
sendiri dan tingkat kepedulian/kepekaan yang berbeda dalam memandang bencana
sebagai ancaman yang membahayakan.
Untuk itulah, tidak terlalu salah,
jika relawan sebagai mitra strategis BNPB/BPDB, ke depan dilibatkan dalam upaya
membangun ketangguhan masyarakat. menghadapi bencana. Baik pada saat pra
bencana, masa tanggap bencana, dan pasca bencana. Mengingat kiprah relawan
dalam hal semangat menolong sudah tidak diragukan lagi. Mereka pun secara
mandiri selalu membuat kegiatan untuk menjaga kesamaptaan dan meningkatkan
kapasitas sebagai relawan kemanusiaan. Salam tangguh.[eBas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar