Berbagai
perwakilan Komunitas Pecinta Alam Surabaya, berkumpul di halaman Kebun Binatang
(bonbin) Surabaya, selasa (7/11), malam. Malam itu cuaca agak mendung, namun
wajah-wajah yang datang tampak ceria dengan berbagai celoteh khas pecinta alam.
Ada yang sudah kenal, pun ada yang belum. Bahkan ada yang barugabung malam itu,
salah satunya saya. Mereka berkumpul menyambut undangan Cak Ji lewat grup
WhatsApp Arisan Ilmu Nol Rupiah.
Di dalam
undangan itu, berisi ajakan mendukung kegiatan dengan tema ‘Green Nature Save The Earth’ yang akan dilaksanakan dengan serangkaian
kegiatan, seperti bakti sosial membersihkan lingkungan sekitar wilayah Surabaya
dan penanaman Pohon Cemara udang bekerja sama dengan kelurahan dan masyarakat
yang berada di lokasi aksi.
Kemudian acara
pun berlanjut dengan membahas rencana Kirab Banteng Merah Putih 178, yang
berbarengan dengan gerak jalan perjuangan mosuro. Malam itu mereka menentukan
panitia pelaksana serta agenda rapat-rapat untuk membulatkan rencana agar
semuanya aman terkendali dan membawa kemaslahatan bagi sesama.
Dari obrolan
malam yang bersifat nonformal itu, ada wacana yang sedang bergulir tentang
pembentukan Rumah Komunitas. Harapannya, bisa menjadi wadah berkumpul, ngobrol
berdiskusi tukar informasi dan berbagi pengalaman, sekaligus ajang berkarya
menuangkan ekspresi untuk membuat aksi komunitas.
Obrolan sembari
minum kapi ini pada dasarnya segaris dengan apa yang disampaikan oleh Cak Ji. Yaitu,
dengan kebersamaan kita bisa saling bertukar pengalaman hidup yang sangat
berguna ketika menghadapi suatu masalah.
Cak Ji,
dengan gayanya bagai orator, juga mengatakan bahwa kebersamaan juga bisa untuk
berbagi kebahagiaan dan kekonyolan bersama, dalam rangka menjalin tali
silaturahmi paseduluran sak lawase.
“Dengan selalu
menjaga kebersamaan terhadap orang-orang sekitar, akan kita dapatkan arti hidup
yang sebenarnya. Untuk itulah dengan rasa kasih sayang yang kita miliki akan
menjadikan semangat untuk terus maju dan berkembang untuk memberi manfaat
kepada sesama.” Ujarnya, sambil nyruput kopi, entah punya siapa.
Ya, ide
membangun rumah komunitas itu kiranya perlu didukung dan dikongkritkan agar
semua komunitas pecinta alam se Surabaya segera terdata untuk kemudian diadakan
‘pembinaan’ agar terjadi kesepahaman
dalam gerak langkah melestarikan lingkungan dan menikmati keindahan alam rimba
dan eksotisnya punggungan gunung.
Untuk itulah
tidak terlalu salah jika agenda membangun rumah komunitas seperti yang
diimpikan Cak Ji itu, dijadikan bahan jagongan yang menarik dan segera
dieksekusi agar tidak layu sebelum berkembang. Salam Santun, Salam Lestari, dan
Salam Rimba.[eBas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar